Meski urusan masa subur milik perempuan, tak banyak kaum hawa yang mengerti soal ini. Pelajari, yuk!
Masa subur tidak hanya dibutuhkan saat seorang perempuan ingin merencanakan kehamilan saja lho. Bagi Anda yang ingin menunda kehamilan juga perlu. Apalagi godaan untuk bercinta di masa subur ini sering kali lebih besar. Karena di masa ovulasi ini, perempuan biasanya akan mengeluarkan aroma khas yang bisa membangkitkan gairah pasangan.
Nah, dengan memahaminya, kita bisa menjalani hubungan dengan lebih terencana, kan? Cara mengetahui masa subur sebenarnya sangat mudah karena bisa dihitung sendiri tanpa bantuan orang lain. Anda hanya butuh bantuan kalender dan termometer untuk melakukannya.
Catat Siklus Bulanan
Langkah pertama untuk menentukan masa subur adalah dengan menggunakan sistem kalender. Untuk itu, Anda perlu mencatat siklus menstruasi. Ada dua cara penghitungan,
1. Untuk perempuan dengan siklus menstruasi teratur
Karena siklus haid normal lamanya sekitar 28 hari, maka hari pertama menstruasi dihitung sebagai hari ke-1. Masa subur dihitung mulai hari ke-12 hingga hari ke-16 dalam siklus haid, dengan puncaknya di hari ke-14.
Misalnya, haid mulai tanggal 9 November. Tanggal ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24, dengan puncak masa subur di tanggal 22. Pada tanggal-tanggal tersebut, Anda yang tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin memiliki anak, sebaiknya gunakan kondom atau gunakan teknik coitus interuptus alias sanggama terputus (sperma dikeluarkan di luar Miss V).
2. Untuk perempuan dengan siklus menstruasi tidak teratur
Catat panjang siklus haid minimal selama 6 siklus. Satu siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari pertama haid berikutnya. Untuk mendapatkan hitungan:
Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek -18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang -11
Misalnya, haid dengan siklus terpendek 26 hari dan siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya). Perhitungannya 26-18 = 8 dan 32-11 = 21. Jadi, masa subur dimulai hari ke-8 sampai 21 dari hari pertama haid.
Metoda Lendir Serviks
Selain dengan mencatat siklus haid, untuk mengetahui masa subur, kita juga bisa menggunakan metoda lendir serviks. Metoda ini dinilai dari sifat lendir atau cairan yang dihasilkan leher rahim atau serviks.
Bagaimana mengetahuinya? Saat ovulasi atau masa subur, hormon estrogen mencapai puncaknya dan memengaruhi lendir rahim. Lendir ini akan keluar ke leher rahim alias serviks dan akan bertambah jumlahnya dengan warna yang jernih dan elastis. Saat ini kita biasanya akan merasakan basah di saluran Miss V sehingga pakaian dalam terasa sedikit basah.
Untuk memeriksa elastisitas cairan serviks, Anda bisa memasukan jari telunjuk ke Miss V sampai menyentuh serviks. Dengan bantuan ibu jari, tarik cairan itu perlahan sampai putus. Bila terputus kurang dari 10 cm, maka Anda tidak dalam masa subur. Namun, bila sampai kira kira 10 cm, artinya Anda sedang dalam masa subur. Psst, cara ini hanya bisa dilakukan oleh para perempuan yang sudah pernah berhubungan seks, ya!
Metoda Suhu Tubuh
Cara lain yang bisa digunakan adalah lewat suhu tubuh. Ukurlah suhu tubuh Anda sejak siklus pertama haid sampai haid berikutnya pada pagi hari (baru bangun tidur). Suhu harian itu kemudian dicatat dan dihubungan dengan garis (seperti membuat grafik).
Dalam keadaan normal, sehari sebelum terjadi ovulasi atau bersamaan dengan mulai melonjaknya hormon LH (Luitenizing Hormone) yang dihasilkan saat ovulasi, suhu tubuh biasanya meningkat sekitar 0,5 derajat celcius dari sebelumnya. Suhu ini akan tetap bertahan hingga datang haid berikutnya. Begitu terjadi haid, suhu tubuh akan turun lagi 0,5 derajat celcius. Begitu seterusnya.
Mudah, kan?
Sumber : iyaa.com
Masa subur tidak hanya dibutuhkan saat seorang perempuan ingin merencanakan kehamilan saja lho. Bagi Anda yang ingin menunda kehamilan juga perlu. Apalagi godaan untuk bercinta di masa subur ini sering kali lebih besar. Karena di masa ovulasi ini, perempuan biasanya akan mengeluarkan aroma khas yang bisa membangkitkan gairah pasangan.
Nah, dengan memahaminya, kita bisa menjalani hubungan dengan lebih terencana, kan? Cara mengetahui masa subur sebenarnya sangat mudah karena bisa dihitung sendiri tanpa bantuan orang lain. Anda hanya butuh bantuan kalender dan termometer untuk melakukannya.
Catat Siklus Bulanan
Langkah pertama untuk menentukan masa subur adalah dengan menggunakan sistem kalender. Untuk itu, Anda perlu mencatat siklus menstruasi. Ada dua cara penghitungan,
1. Untuk perempuan dengan siklus menstruasi teratur
Karena siklus haid normal lamanya sekitar 28 hari, maka hari pertama menstruasi dihitung sebagai hari ke-1. Masa subur dihitung mulai hari ke-12 hingga hari ke-16 dalam siklus haid, dengan puncaknya di hari ke-14.
Misalnya, haid mulai tanggal 9 November. Tanggal ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24, dengan puncak masa subur di tanggal 22. Pada tanggal-tanggal tersebut, Anda yang tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin memiliki anak, sebaiknya gunakan kondom atau gunakan teknik coitus interuptus alias sanggama terputus (sperma dikeluarkan di luar Miss V).
2. Untuk perempuan dengan siklus menstruasi tidak teratur
Catat panjang siklus haid minimal selama 6 siklus. Satu siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari pertama haid berikutnya. Untuk mendapatkan hitungan:
Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek -18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang -11
Misalnya, haid dengan siklus terpendek 26 hari dan siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya). Perhitungannya 26-18 = 8 dan 32-11 = 21. Jadi, masa subur dimulai hari ke-8 sampai 21 dari hari pertama haid.
Metoda Lendir Serviks
Selain dengan mencatat siklus haid, untuk mengetahui masa subur, kita juga bisa menggunakan metoda lendir serviks. Metoda ini dinilai dari sifat lendir atau cairan yang dihasilkan leher rahim atau serviks.
Bagaimana mengetahuinya? Saat ovulasi atau masa subur, hormon estrogen mencapai puncaknya dan memengaruhi lendir rahim. Lendir ini akan keluar ke leher rahim alias serviks dan akan bertambah jumlahnya dengan warna yang jernih dan elastis. Saat ini kita biasanya akan merasakan basah di saluran Miss V sehingga pakaian dalam terasa sedikit basah.
Untuk memeriksa elastisitas cairan serviks, Anda bisa memasukan jari telunjuk ke Miss V sampai menyentuh serviks. Dengan bantuan ibu jari, tarik cairan itu perlahan sampai putus. Bila terputus kurang dari 10 cm, maka Anda tidak dalam masa subur. Namun, bila sampai kira kira 10 cm, artinya Anda sedang dalam masa subur. Psst, cara ini hanya bisa dilakukan oleh para perempuan yang sudah pernah berhubungan seks, ya!
Metoda Suhu Tubuh
Cara lain yang bisa digunakan adalah lewat suhu tubuh. Ukurlah suhu tubuh Anda sejak siklus pertama haid sampai haid berikutnya pada pagi hari (baru bangun tidur). Suhu harian itu kemudian dicatat dan dihubungan dengan garis (seperti membuat grafik).
Dalam keadaan normal, sehari sebelum terjadi ovulasi atau bersamaan dengan mulai melonjaknya hormon LH (Luitenizing Hormone) yang dihasilkan saat ovulasi, suhu tubuh biasanya meningkat sekitar 0,5 derajat celcius dari sebelumnya. Suhu ini akan tetap bertahan hingga datang haid berikutnya. Begitu terjadi haid, suhu tubuh akan turun lagi 0,5 derajat celcius. Begitu seterusnya.
Mudah, kan?
Sumber : iyaa.com