Sebuah teori dimunculkan seorang
peneliti bernama Gordon Gallup, seorang psikolog di SUNY-Albany, yang
menyatakan jika perempuan yang sedang hamil yang terus menerus mencium
bau sperma kecil kemungkinan mengalami mual-mual saat hamil muda.
Demikian diberitakan NY Daily News, pekan ini.
Gallup, yang mengkhususkan diri di kompetisi reproduksi manusia dan tingkah laku, menawarkan teori bahwa perempuan yang hamil muda mengalami kondisi badan tak sehat menolak material genetik yaitu semen karena bukan berasal dari bagian tubuhnya.
Teori ini menyatakan untuk mengurangi gejala ini maka sperma harus ditelan dalam upaya membuat tubuh membangun toleransi. Ide ini sepertinya akan menyenangkan para pria meski baru sebatas teori dan belum menjalani uji coba.
Konsep ini dipresentasikan di the 2012 Northeastern Evolutionary Psychology Society. Tidak hanya itu, teori ini juga mengajukan hipotesa bahwa ngidam bisa hilang untuk kehamilan berikutnya jika anak kedua ini memiliki paternal yang sama.
Gallup selama ini menjadi pemberitaan karena menjadi pendukung pengobatan menggunakan sperma. Pada tahun 2002, ia memicu kontroversi dengan mengatakan semen atau cairan sperma memiliki kemampuan untuk mengatasi depresi.
Sumber : TRIBUNNEWS.COM
Demikian diberitakan NY Daily News, pekan ini.
Gallup, yang mengkhususkan diri di kompetisi reproduksi manusia dan tingkah laku, menawarkan teori bahwa perempuan yang hamil muda mengalami kondisi badan tak sehat menolak material genetik yaitu semen karena bukan berasal dari bagian tubuhnya.
Teori ini menyatakan untuk mengurangi gejala ini maka sperma harus ditelan dalam upaya membuat tubuh membangun toleransi. Ide ini sepertinya akan menyenangkan para pria meski baru sebatas teori dan belum menjalani uji coba.
Konsep ini dipresentasikan di the 2012 Northeastern Evolutionary Psychology Society. Tidak hanya itu, teori ini juga mengajukan hipotesa bahwa ngidam bisa hilang untuk kehamilan berikutnya jika anak kedua ini memiliki paternal yang sama.
Gallup selama ini menjadi pemberitaan karena menjadi pendukung pengobatan menggunakan sperma. Pada tahun 2002, ia memicu kontroversi dengan mengatakan semen atau cairan sperma memiliki kemampuan untuk mengatasi depresi.
Sumber : TRIBUNNEWS.COM