Lucian Thomas Baldwin III atau yang lebih
terkenal dengan sebutan Tom Baldwin, yang ternyata adalah seorang trader
terkenal di Wall Street. Mungkin karena saking hebatnya, Wall Street
Journal juga sampai pernah mendeskripsikan seorang Tom Baldwin sebagai
seorang trader yang dianggap mampu menggerakkan Treasury bond market
hanya dengan “sebelah tangannya”. Wow… hiperbolis? Entahlah. Yang jelas
Wall Street Journal tentu memiliki alasan tersendiri sehingga sampai
menulis demikian.
Tetapi kita tidak akan membicarakan “legenda” yang melekat di nama
seorang Tom Baldwin. Kali ini kita hanya akan membicarakan salah satu
kalimatnya yang cukup terkenal. Suatu waktu, Tom Baldwin berkata,
“The best traders have no ego. You have to swallow your pride and get out of the losses.”
Terjemahan bebasnya kira-kira akan seperti ini: “Trader yang hebat tidak memiliki ego. Anda harus melupakan harga diri Anda dan buang kerugian Anda.” Yah, begitulah kira-kira maksudnya, jika kata-katanya tidak diterjemahkan secara letter lijk.
Ego. Itu yang menurut Tom Baldwin tidak semestinya dimiliki seseorang
ketika ia berlaku sebagai seorang trader. Manusia tentu memiliki ego,
sebab jika tidak, maka ia tidak akan menyadari eksistensinya sebagai
seorang manusia. Namun tentu kita tidak sedang membicarakan “ego
manusia”. Disini kita akan membatasi definisi “ego” tersebut menjadi
“ego trader”.
Saya sepakat dengan kalimat Baldwin ketika ia berkata bahwa trader
yang baik semestinya tidak memiliki ego. Mengapa?
Karena seorang trader
yang dikuasai egonya cenderung akan melakukan hal-hal bodoh yang tidak
semestinya dilakukan seorang trader. Ia akan cenderung melanggar aturan
yang paling dasar sekalipun, semisal membiarkan posisinya terbuka
melawan pasar. Baldwin menganjurkan untuk “melupakan harga diri” ketika
kita mengalami kerugian, namun inilah yang tidak bisa dilakukan oleh
seorang trader yang dikuasai egonya.
Ia akan merasa sangat malu jika mengalami kerugian, bahkan cenderung
tidak mau mengakui bahwa ia telah melakukan kesalahan dalam menganalisis
pasar.
Transaksi yang merugi akan senantiasa dibiarkan terbuka, bahkan
ia akan cenderung membuka posisi baru dengan harapan bounce akan segera
terjadi dan harga akan berbalik arah sesuai dengan keinginannya.
Ia akan lupa bahwa tidak ada trader yang boleh sok jago di hadapan
pasar, sebab kalau seorang trader melakukan hal itu maka 99% ia akan
tergilas oleh pasar itu sendiri (1% yang tersisa hanyalah keberuntungan
semata). Trader yang dikuasai ego akan berdiri dengan sombongnya di
hadapan rekan-rekannya, bahkan mungkin berdiri pongah di hadapan pasar,
menunjuk dadanya dan berkata “Nih, gue, ga akan mungkin salah!” Namun
ironisnya, yang seperti itu justru akan sangat cepat turun dari panggung
per-trading-an.
Jadi, pilihan ada di tangan Anda. Apakah Anda mau membuang ego Anda
ketika anda berda di depan monitor harga pasar atau tidak. Jika ya, maka
implementasinya akan sangat mudah: patuhi semua trading plan Anda,
termasuk membuang transaksi yang sudah merugi. Atau Anda memilih untuk
bermain “macho man” dengan pasar? Yah, itu semua terserah Anda.
Salam Sukses.
Sumber : etraderpartner